I. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Mikrobiologi pertanian adalah ilmu
yang mempelajari tentang peranan mikroba dalam bidang pertanian. Mikrobiologi
Pertanian merupakan penggunaan Mikrobiologi untuk tujuan memecahkan
masalah-masalah praktis di bidang pertanian. Dengan demikian dapat dirumuskan
tugas dari Mikrobiologi Pertanian adalah mempelajari dan memanfaatkan mikrobia
sebaik mungkin guna meningkatkan produksi pertanian baik kuantitas maupun
kualitas dan menekan kemungkinan kehilangan produksi karena berbagai sebab.
Ilmu
mikrobiologi dewasa ini sangat dibutuhkan demi kelancaran ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin canggih dan berkembang. Ilmu mikrobiologi mencangkup
semua hal mengenai bakteri, jamur, virus, nematoda serta medianya, cara mensterilkan
tempat dari berbagai bakteri, dan penganalisaan berbagai bahan, seperti makanan,
suhu, air, dll dari bakteri yang bersifat aman dan membahayakan.
Mikrobiologi
merupakan sesuatu
yang secara tidak kita sadari pasti ada disekeliling kita. Setiap jengkal dari
kehidupan kita tidak akan pernah lepas dari keberadaaan mikroba. Disekitar kita
terdapat bermilyar-milyar mikroba yang siap untuk kita teliti. Mikroba sangat
penting dalam proses kehidupan kita, dalam proses penguraian zat-zat organic
mikroba sangat berperan aktif, akan tetapi mikroba ada yang merupakan mikroba
baik untuk tubuh atau buruk untuk tubuh kita.
Mikroorganisme merupakan jasad renik yang memberikan pengaruh
besar bagi kehidupan manusia. Mikroorganisme memiliki keanekaragaman
variasi, ada mikroba yang sifatnya patogen, sifat pathogen ini yang biasa
menjadi penyebab rusaknya objek penelitian mengenai mikroorganisme ada pula
yang sifatnya apatogen, mikroorganisme yang sifatnya pathogen tumbuh bebas di
lingkungan hidup kita, bisa dibayangkan bahaya besar yang mengancam kehidupan
manusia misalnya, karena tak jarang mikroorganisme merupakan media penyebar
berbagai penyakit berbahaya, penyebab kanker untuk infeksi tingkat lanjut pada
manusia dan makhluk hidup lainnya. Mikroba dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sesuai dengan
karakteristik, fisiologi dan keberadaannya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum mikrobiologi pertanian secara
umum adalah mengimplementasikan ilmu ilmu yang didapatkan selama perkuliahan
dan pengaplikasian di laboratorium dan lapangan. Selain itu bertujuan untuk
memperkenalkan penggunaan alat-alat yang digunakan laboratorium khususnya pada praktikum mikrobiologi
dan sterilisasi. Mengetahui cara pembuatan media pertumbuhan sederhana seperti
PDA dan NA. Mempelajari metoda pemancingan jamur (moist chamber), melakukan
pembiakan murni, mengidentifikasi dan karakterisasi makroskopis dan mikroskopis
pada jamur dan bakteri., melakukan pengenceran berseri dan melakukan uji gram
pada bakteri.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sterilisasi dan pengenalan
alat-alat laboratorium
Sterilisasi merupakan cara pencegahan yang dilakukan manusia untuk
membasmi mikroorganisme, terutama pada berbagai macam alat – alat gelas.
Sterilisasi adalah suatu tindakan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen
pada peralatan laboratorium dan kedokteran dengan cara merebus,
stoom, panas tinggi, atau menggunakan bahan kimia .Mikroorganisme bukan
hanya sekedar mengancam kehidupan manusia namun, mikroorganisme yang tidak
dinginkan akan membahayakan objek penelitian ilmu pengetahuan khususnya ilmu
pangan itu sendiri.
Steril adalah istilah yang menunjukkan kondisi tanpa
mikroorganisme hidup. Mikroorganisme hidup adalah oganisme yang dapat berbiak
di bawah kondisi optimum untuk pertumbuhannnya.
Jenis peralatan yang
dapat disterilkan :
1. Peralatan yang
terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting, jarum ose, dll
2. Peralatan yang
terbuat dari kaca, misalnya, cawan petri, tabung reaksi, dll
3. Peralatan yang
terbuat dari karet, misalnya sarung tangan
4. Peralatan yang
terbuat dari ebonit
5. Peralatan yang
terbuat dari porselin
6. Peralatan yang
terbuat dari plastic
Sterilisasi dengan panas
adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan dengan
suhu yang cukup tinggi dan
waktu yang cukup lama untuk merusak mikrobia dan aktivitas enzim.
Lamanya
waktu sterilisasi yang dibutuhkan bahan dipengaruhi oleh, resistensi
mikroorganisme dan enzim terhadap panas, kondisi kepanasan, pH bahan, ukuran
wadah / kemasan yang disterilkan, keadaan fisik bahan. Sterilisasi dalam udara
kering, biasanya Alat yang umum digunakan
adalah Oven. Alat ini dipakai untuk mensterilkan alat-alat gelas seperti
erlenmeyer, petridish, tabunng reaksi dan alat gelas lainnya. bahan-bahan
seperti kapas, kain dan kertas dapat disterilkan dengan alat ini. pada umumnya
suhu yang digunakan pada sterilisasi secara kering adalah 170 - 180 0C
selama paling sedikit 2 jam. Lama sterilisasi tergantung pada alat dan
jumlahnya (Anonim, 2007).
Autoklaf
Alat-alat dan bahan yang
akan disterilkan lebih baik ditempatkan dalam beberapa botol yang agak kecil
dari pada dikumpulkan dalam satu botol yang besar. Setelah pintu autoklaf
ditutup rapat, barulah kran pada uap dibuka, dan temperatur akan terus-menerus
naik sampai 121oC. Biasanya autoklaf sudah diatur sedemikian rupa,
sehingga pada suhu tersebut, tekanan yang ada 1 atmosfer per 1 cm2.
Perhitungan waktu 15 menit atau 20 menit dimulai semenjak termometer pada autoklaf
menunjuk 121oC. Setelah cukup waktu, maka kran uap ditutup, dan
dengan demikian pula manometer. Autoklaf tidak boleh dibuka sekonyong-konyong
agar isi botol yang ada dalam autoklaf tidak meluap kemana-mana. Sebaiknya kita
menunggu sampai manometer menunjuk angka nol, barulah autoklaf dibuka.
Cara sterilisasi dengan panas biasanya dilakukan
dengan uap panas menggunakan autoklaf, yaitu alat serupa tangki minyak yang
dapat diisi dengan uap. Medium yang akan disterilkan ditempatkan dalam autoklaf
selama 15-20 menit, hal ini bergantung kepada banyak sedikitnya barang yang
perlu disterilkan. Setelah pintu autoklaf ditutup rapat, barulah kran pada pipa
uap dibuka dan temperatur akan terus menerus naik sampai 121o C.
Biasanya autoklaf sudah diatur sedemikian rupa, sehingga pada suhu tersebut
tekanan ada sebesar 15 lbs (pounds) per inch persegi yang berarti 1 atm per 1
cm2. Perhitungan waktu 15-20 menit itu dimulai semenjak termometer
pada autoklaf menunjuk 121o C (Dwidjoseputro, 2005).
Sterilisasi
dengan panas kering dilakukan dengan menggunakan hot air oven. Sterilisasi
panas kering berlangsung di dalam oven yang dipanasi sampai temperature 160oC
- 170oC selama dua jam. Temperatur diatas 180o
menyebabkan perubahan warna, terbakarnya kerta atau kapas. Uap jenuh bertekanan
tinggi (superhead steam) sangat efektif untuk membunuh mikroba karena uap jenuh
yang bertekanan tinggi dihasilkan oleh alat yang disebut autoklaf. Autoklaf
tipe I wadahnya lebih besar sehingga dapat menampung banyak alat-alat gelas,
tetapi dalam penggunaannya membutuhkan waktu yang lebih lama dan harus
dikontrol serta tidak otomatis. Sedangkan autoklaf tipe AS 1020 G dalam
penggunaannya membutuhkan waktu yang singkat dan tidak perlu dikontrol, karena
otomatis, tetapi wadahnya kecil sehingga sedikit menampung alat-alat (Sandjaja,
1992).
Sterilisasi
dengan panas kering dilakukan dengan menggunakan hot air oven. Sterilisasi
panas kering berlangsung di dalam oven yang dipanasi sampai temperature 160oC
- 170oC selama dua jam. Temperatur diatas 180o
menyebabkan perubahan warna, terbakarnya kerta atau kapas. Uap jenuh bertekanan
tinggi (superhead steam) sangat efektif untuk membunuh mikroba karena uap jenuh
yang bertekanan tinggi dihasilkan oleh alat yang disebut autoklaf. Autoklaf
tipe I wadahnya lebih besar sehingga dapat menampung banyak alat-alat gelas,
tetapi dalam penggunaannya membutuhkan waktu yang lebih lama dan harus
dikontrol serta tidak otomatis. Sedangkan autoklaf tipe AS 1020 G dalam
penggunaannya membutuhkan waktu yang singkat dan tidak perlu dikontrol, karena
otomatis, tetapi wadahnya kecil sehingga sedikit menampung alat-alat (Sandjaja,
1992).
Alat
- alat Laboratorium
-
Mikroskop
cahaya Alat-alat gelas dan keramik Alat-alat non gelas
-
Mikroskop
stereo · Cawan
Petri · Jarum
inokulum / ose
-
Autoklaf
elektrik ·
Pipet ukur ·
Pinset
-
Incubator ·
Pipet tetes · Rubber bulb
-
Hot
plate & stirrer
· Tabung reaksi · pH meter universal
-
Colony
counter · Labu Erlenmeyer
-
Biological
Safety Cabinet (BSC) · Glass beads
-
Mikropipet
· Mortar
& pestle
- Luminar Air
Flow · Beaker
glass
· Bunsen burner
· Gelas ukur
· Batang L / Drugalsky
· Tabung durham
Penyelidikan spesies mikroba selalu didasarkan atas
penyelidikan sifat biakan murni dari spesies tersebut. Oleh karena itu, untuk
dapat memisahkan kegiatan mikroba yang satu dengan mikroba yang lainnya atau
untuk memelihara mikroba secara biakan murni, perlu digunakan alat-alat dan
medium yang steril.
2.2
Pengenalan mikroba dan media pertumbuhan
mikroba
Mikroorganisme merupakan jasad
hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Setiap sel
tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas
kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan
bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas
metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan
menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan
lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi
karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim
yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan
disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk
perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah
ada.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan.Dunia mikroba terdiri dari Monera (Virus dan sianobakteri), Protista, dan Fungi. Mikroorganisme tersebut diantaranya adalah bakteri, jamur, dan virus. Secara umum, bakteri, jamur, dan virus mempunyai morfologi dan struktur anatomi yang berbeda.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan.Dunia mikroba terdiri dari Monera (Virus dan sianobakteri), Protista, dan Fungi. Mikroorganisme tersebut diantaranya adalah bakteri, jamur, dan virus. Secara umum, bakteri, jamur, dan virus mempunyai morfologi dan struktur anatomi yang berbeda.
2.2.1 Jamur
Pada
umumnya jamur dibagi menjadi 2 yaitu: khamir (Yeast) dan kapang (Mold).
a.Khamir.
Khamir
adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir mempunyai
sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling
kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.khamir sangat beragam
ukurannya,berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5-30 μm atau
lebih. Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang atau
berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun
dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan
bentuk.Sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak
dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya.
Khamir Murni
Khamir
yang dapat berkembang biak dengan cara seksual dengan pembentukan askospora
khamir ini diklasifikasikan sebagai Ascomycetes (Saccharomyces cerevisae,
Saccharomyces carlbergesis, Hansenula anomala, Nadsonia sp).
Khamir Liar
Khamir
murni yang biasanya terdapat pada kulitanggur. Khamir ini mungkin digunakan
dalam proses fermentasi, meskipun galur yang diperbaiki telah dikembangkan yang
menghasilkan anggur dengan rasa yang lebih enak dengan bau yang lebih
menyenangkan. Khamir liar yang ada dikulit anggur dimatikan dengan penambahan
dioksida belerang pada buah anggur yang telah dihancurkan. Inokulum galur
khamir yang dikehendaki ditambahkan kemudian untuk memfermentasi air perasan
anggur.
Khamir Atas
Khamir
murni yang cenderung memproduksi gas sangat cepat sewaktu fermentasi,sehingga
khamir itu dibawa kepermukaan. Khamir atas mencakup khamir yang digunakan dalam
pembuatan roti,untuk kebanyakan anggur minuman dan bir inggris (Saccharomyces
cereviceae).
Khamir Dasar
Khamir
murni yang memproduksi gas secara lebih lamban pada bagian awal fermentasi.
Jadi sel khamir cenderung untuk menetap pada dasar. Galur terpilih digunakan
dalam industri bir lager (Saccharomyces carlsbergensis).
Khamir Palsu atau Torulae
Khamir
yang didalamnya tidak terdapat atau dikenal tahap pembentukan spora seksual.
Banyak diantaranya yang penting dari segi medis (Cryptococcus neoformans,
Pityrosporum ovale, Candida albicans).
b. Kapang.
Tubuh
atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian miselium dan spora
(sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa
filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan
sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm. Disepanjang setiap hifa terdapat
sitoplasma bersama. Ada 3 macam morfologi hifa:
1. Aseptat
atau senosit, hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau septum.
2. Septat dengan sel-sel uninukleat,
sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel-sel berisi nucleus tunggal.
Pada setiap septum terdapat pori ditengah-tengah yang memungkinkan perpindahan
nucleus dan sitoplasma dari satu ruang keruang yang lain.setiap ruang suatu
hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada
sel yang khas, setiap ruang itu biasanya dinamakan sel.
3. Septat dengan sel-sel
multinukleat, septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih dari satu
nukleus dalam setiap ruang.
Jamur
dapat hidup secara autotrof, dan hidup secara heterotrof. Jamur hidup dengan
jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada dilingkungannya. Umumnya jamur
hidup secara saprofit,artinya hidup dari penguraian sampah sampah-sampah organic
seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan dan kayu lapuk, menjadi bahan-bahan
anorganik. Ada pula jamur yang hidup secara parasit artinya jamur mendapatkan
bahan organic dari inangnya misalnya dari manusia, binatang dan tumbuhan.
Adapula yang hidup secara simbiosis mutualisme, yakni hidup bersama dengan
orgaisme lain agar saling mendapatkan untung, misalnya bersimbiosis dengan
ganggang membentuk lumut kerak.
Jamur
uniseluler misalnya ragi dapat mencerna tepung hingga terurai menjadi gula, dan
gula dicerna menjadi alkohol. Sedangkan jamur multiseluler misalnya jamur tempe
dapat mengaraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan asam
amino. Makanan tersebut dicerna diluar sehingga disebut pencernaan
ekstraseluler, sama seperti pada bakteri. Caranya,sel-sel yang bekerja
mengeluarkan enzim pencernaan. Enzim-enzim itulah yang bekerja menguraikan
molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul sederhana.
Anatomi
pada fungi (jamur)
Jamur
tidak memiliki klorofil, sel pada jamur ada yang uniseluler,ada pula yang
mutiseluler. Dinding sel pada jamur terdiri dari kitin. Jamur multiseluler
terbentuk dari rangkaian sel membentuk benang seperti kapas, yang disebu benang
hifa. Hifa memiliki sekat-sekat yang melintang, tiap-tiap sekat memiliki satu
sel, dengan satu atau beberapa inti sel. Namun adapula hifa yang tidak memiliki
sekat melintang, yang mengandung banyak inti dan disebut senositik. Ada
tidaknya sekat pada hifa ini dijadikan dasar dalam penggolongan jamur. Hifa ada
yang berfungsi sebagai pembentuk alat reproduksi. Misalnya, hifa yang tumbuh
menjulang ke atas menjadi sporangiofor yang artinya pembawa
sporangium.sporangium artinya kotak spora. Didalam sporangium terisi spora. Ada
pula hifa yang tumbuh menjadi konidiofor yang artinya pembawa konidia, yang dapat
menghasilkan konidium.
Kumpulan
hifa membentuk jaringan benang yang dikenal sebagai miselium. Miselium inilah
yang tumbuh menyebar diatas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan
dari lingkungannya.
Reproduksi
pada jamur (fungi)
Jamur
uniseluler berkembang biak dengan cara seksual dan dengan cara aseksual. Pada
perkembangbiakannya yang secara seksual jamur membentuk tunas,sedangkan secara
aseksual jamur membentuk spora askus.
Jamur
multiseluler berkembangbiak dengan cara aseksual,yaitu dengan cara memutuskan
benang hifa (fragmentasi),membentuk spora aseksual yaitu zoospora,endospora dan
konidia. Sedangkan perkembangbiakan secara seksual melalui peleburan antara
inti jantan dan inti betina sehingga terbentuk spora askus atau spora basidium.
Zoospora
atau spora kembara adalah spora yang dapat bergerak didalam air dengan
menggunakan flagella. Jadi jamur penghasil zoospore biasanya hidup dilingkungan
yang lembab atau berair.
Endospora
adalah spora yang dihasilkan oleh sel dan spora tetap tinggal didalam sel
tersebut, hingga kondisi memungkinkan untuk tumbuh.
Spora
askus atau askospora adalah spora yang dihasilkan melalui perkawinan jamur
Ascomycota. Askospora terdapat didalam askus, biasanya berjumlah 8 spora. Spora
dari perkawinan kelompok jamur Basidiomycota disebut basidiospora. Basidiospora
terdapat didalam basidium,dan biasanya bejumlah empat spora.
Konidia
adalah spora yang dihasilkan dengan jalan membentuk sekat melintang pada ujung
hifa atau dengan diferensiasi hingga terbentuk banyak konidia. Jika telah masak
konidia paling ujung dapat melepskan diri.
Gambar morfologi fungi
2.2.2 Bakteri
Bakteri
merupakan organisme prokariot. Umumnya ukuran bakteri sangat kecil, bentuk tubuh bakteri baru dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 1.000 X atau lebih (Waluyo, 2004). Sel bakteri memiliki
panjang yang beragam, sel beberapa spesies dapat berukuran 100 kali lebih
panjang daripada sel spesies yang lain. Bakteri merupakan makhluk hidup dengan
ukuran antara 0,1 sampai 0,3 µm. Bentuk bakteri bermacam – macam yaitu elips,
bulat, batang dan spiral. Bakteri lebih sering diamati dalam olesan terwarnai
dengan suatu zat pewarna kimia agar mudah diamati atau dilihat dengan jelas
dalam hal ukuran, bentuk, susunan dan keadaan struktur internal dan butiran. Sel sel individu bakteri dapat berbentuk seperti
bola/elips, batang (silindris), atau spiral (heliks) (Pelczar & Chan, 2007).
Menurut Soetarto
(2008), Bakteri merupakan mikrobia uniseluler yang termasuk dalam kelas Shizomycetes. Pada
umumnya bakteri tersebar luas di alam. Ada yang hidup bebas, besifat
saprofitik, parasit, atau patogen
pada manusia, binatang atau tumbuhan.ada beberapa jenis bakteri bersifat
fotosinteteik. Ada tiga bentuk dasar bakteri, yaitu bentuk bulat (coccus),
batang (bacillus), dan melilit (spiral) (Irianto, 2007).Identifikasi dan
determinasi suatu biakan murni bakteri yang diperoleh dari hasil isolasi dapat
dilakukandengan cara pengamatan sifat morfologi koloni, morfologi sel bakteri,
pengujian sifa-sifat fisiologi dan biokimianya.Selain itu, identifikasi juga dapat dilakukan dengan
pengujian sifat patogenitas dan serologinya. Pertumbuhan bakteri di alam dipengaruhi oleh berapa faktor
luar seperti substrat pertumbuhan, pH, temperatur, dan bahan kimia.Bakteri yang nampak dapat memiliki morfologi yang
sama, namun keperluan nutrisi dan persyaratan ekologinya berbeda (Soetarto,
2008). Untuk pengamatan morfologi bakteri dengan jelas, tubuhnya perlu diisi
dengan cat warna, pewarnaan ini disebut pengecatan bakteri ( Irianto,
2007).Menurut Pelczar (1958), bentuk morfologi pertumbuhan koloni bakteri pada
streak agar ada beberapamacam yaitu filiform, villous, echinulate, bead,
rhizoid, effuse, dan arborescent. Bentuk pertumbuhan koloni padanutrient cair
yaitu pellicle, membranous, flocculent dan ring
Morfologi
bakteri
Bakteri
merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang tidak bisa dilihat oleh mata
telanjang. Bakteri memiliki bentuk bermacam-macam yaitu, bulat, batang dan
spiral.
a.
Bakteri bentuk bulat
Bakteri
berbentuk bulat dikenal sebagai basil. Kata basil berasal dari bacillus
yang berarti batang. Bentuk basil dapat pula dibedakan atas:
1. Basil tunggal yaitu bakteri yang
hanya berbentuk satu batang tunggal, misalnya Salmonella typhi, penyebab
penyakit tipus.
2.
Diplobasil yaitu bakteri berbentuk batang yag bergandengan dua-dua.
3. Streptobasil yaitu bakteri
berbentuk batang yang bergandengan memanjang membentuk rantai misalnya Bacillus
anthracis penyebab penyakit antraks.
b. Bakteri
bentuk bola
Bakteri
berbentuk bola dikenal sebagai coccus, bakteri ini juga dapat dibedakan atas:
1. Monokokus, yaitu bakteri berbentuk
bola tunggal, misalnya Neisseria gonorrhoeae, penyebab penyakit kencing
nanah.
2. Diplokokus, yaitu bakeri berbentuk
bola yang bergandengan dua-dua, misalnya Diplococcus pneumonia penyebab
penyakit pneumonia atau radang paru-paru.
3. Sarkina, yaitu bakteri berbentuk
bola yang berkelompok empat-empat sehngga bentuknya mirip kubus.
4. Streptokokus, yaitu bakteri bentuk
bola yang berkelompok memanjang membentuk rantai.
5. Stafilokokus, yaitu bakteri
berbentuk bola yang berkoloni membentuk sekelopok sel tidak teratur sehingga
bentuknya mirip dompolan buah anggur.
c.
Bakteri bentuk spiral
Ada
tiga mcam bentuk spiral:
1.
Spiral, yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral
misalnya Spirillum.
2.
Vibrio, ini dianggap sebagai bentuk spiral tak sempurna,
misalnya Vibrio cholera penyebab penyakit kolera.
3.
Spiroseta yaitu golongan bakteri berbentuk spiral yang
besifat lentur. Pada saat bergerak, tubuhnya dapa memanjang dan mengerut.
Anatomi
bakteri
Bakteri
tersusun atas dinding sel dan isi sel. Disebelah luar dinding sel terdapat
selubung atau kapsul. Di dalam sel bakteri tidak terdapat membrane dalam
(endomembran) dan organel bermembran seperti kloroplas dan mitkondria. Struktur
tubuh bakteri dari lapisan luar hingga bagian dalam sel yaitu flagela, dinding
sel, membrane sel, mesosom, lembaran fotosintetik, sitoplasma, DNA, plasmid,
ribosom, dan endospora.
a.
Flagela
Flagela
terdapat salah satu ujung, pada kedua ujung atau pada perukaan sel. Fungsinya
untuk bergerak. Berdasar letak dan jumlahnya, tipe flagella dapat dibedakan
menjadi montrik, amfitrik, lofotrik, dan peritrik.Flagela terbuat dari protein
yang disebut flagelin. Flagella berbetuk seperti pembuka sumbat botol.
Fungsinya adalah untuk bergerak. Flagella berputar seperti baling-baling untuk
menggerakkan bakteri. Flagela melekat pada membrane sel.
b.
Dinding sel
Dinding
sel tersusun atas peptidoglikan yakni polisakarida yang berikatan dengan
protein. Dengan adanya dinding sel ini, tubuh bakteri memiliki bentuk yang
tetap. Fungsi dinding sel adalah untuk melindungi sel.
Berdasarkan
struktur protein dan polisakarida yang terkandung di dalam dinding sel ini,
bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri gram positif dan gram negatif. Jika
bakteri diwarnai dengan tinta Cina kemudian timbul warna pada dinding selnya,
maka bakteri itu tergolong bakteri gram positif. Sebaliknya, jika diberi warna
dengan tinta Cina namun tidak menunjukkan perubahan warna pada dinding selnya,
maka bakteri itu digolongkan ke dalam bakteri gram negatif. Bakteri gram
positif mempunyai peptidoglikan di luar membran plasma. Pada bakteri gram
negatif, peptidoglikan terletak di antara membran plasma dan membran luar dan
jumlahnya lebih sedikit. Umumnya bakteri gram negatif lebih patogen.
Bakteri
gram-positif dinding selnya terdiri atas 60-100 persen peptodoglikan dan semua
bakteri gram-positif memiliki polimer iurus asam N-asetil muramat dan N-asetil
glukosamin dinding sel beberapa bakteri gram positif mengandung substansi asam
teikoat yang dikaitkan pada asam muramat dari lapisan peptidoglikan. Asam
teikoat ini berwujud dalam dua bentuk utama yaitu asam teikoat ribitoi dan asam
teiokat gliserol fungsi dari asam teiokat adalah mengatur pembelahan sel
normal. Apabila diberi pewarna gram menghasilkan warna ungu. Bakteri
gram-negatif dinding sel gram negatif mengandung 10-20 % peptidoglikan,
diluar lapisan peptidoglikan ada struktur membran yang tersusun dari protein
fostolipida dan lipopolisakarida. Apabila diberi pewarna gram menghasilkan
warna merah.
Di
sebelah luar dinding sel terdapat kapsul. Tidak semua sel bakteri memiliki
kapsul. Hanya bakteri patogen yang berkapsul. Kapsul berfungsi untuk
mempertahankan diri dari antibodi yang dihasilkan selinang. Kapsul juga
berfungdi untuk melindungi sel dari kekeringan. Kapsul bakteri tersusun atas
persenyawaan antara protein dan glikogen yaitu glikoprotein.
c.
Membrane sel
Membrane
sel tersusun atas molekul lemak dan protein, seperti halnya membran sel
organisme yang lain. Membrane sel bersifat semipermiable dan berfungsi mengatur
keluar masuknya zat keluar atau ke dalam sel.
d.
Mesosom
Pada
tempat tertentu terjadi penonjolan membran sel kearah dalam atau ke sitoplasma.
Tonjolan membrane ini berguna untuk menyediakan energi atau pabrik energi
bakteri. Organ sel (organel) ini disebut mesosom. Selain itu mesosom berfungsi
juga sebagai pusat pembentukan dinding sel baru diantara kedua sel anak pada
proses pembelahan.
e.
Lembar fotosintetik
Khusus
pada bakteri berfotosintesis, terdapat pelipatan membrane sel kearah
sitoplasma. Membrn yang berlipat-lipat tersebut berisi klorofil,dikenal sebagai
lembar fotosintetik (tilakoid). Lembar fotosintetik berfungsi untuk
fotosintesis contohnya pada bakteri ungu. Bakteri lain yang tidak
berfotosintesis tidak memiliki lipatan demikian.
f.
Sitoplasma
Sitoplasma
adalah cairan yang berada di dalam sel (cytos = sel, plasma= cairan).
Sitoplasma tersusun atas koloid yang mengandung berbagai molekul organik
seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral, ribosom, DNA, dan enzim-enzim.
Sitoplasma merupakan tempat berlangsungya reaksi-reaksi metabolism.
g.
DNA
Asam
deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, disingkat DNA) atau asam inti,
merupakan materi genetic bakteri yang terdapat di dalam sitoplasma. Bentuk DNA
bakteri seperti kalung yang tidak berujung pangkal. Bentuk demikian dikenal
sebagai DNA sirkuler. DNA tersusun atas dua utas polinukleotida berpilin. DNA
merupakan zat pengontrol sintesis protein bakteri, dan merupakanzat pembawa
sifat atau gen. DNA ini dikenal pula sebagai kromosom bakteri. DNA bakteri
tidak tersebar di dalam sitoplasma, melainkan terdapat pada daerah tertentu
yang disebut daerah inti. Materi genetik inilah yang dikenal sebagai inti
bakteri.
h.
Plasmid
Selain
memiliki DNA kromosom, bakteri juga memiliki DNA nonkromosom. DNA nokromosom
bentuknya juga sirkuler dan terletak di luar DNA kromosom. DNA nonkromosom
sirkuler ini dikenal sebagai plasmid. Ukuran plasmid sekitar 1/1000 kali DNA
kromosom. Plasmid mengandung gen-gen tertentu misalnya gen kebal antibiotik,
gen patogen. Seperti halnya DNA yang lain, plasmid mampu melakukan replikasi
dan membentuk kopi dirinya dalam jumlah banyak. Dalam sel bakteri dapat
terbentuk 10-20 plasmid.
i.
Ribosom
Ribosom
merupakan organel yang berfungsi dalam sintesis protein atau sebagai pabrik
protein. Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran.
Ribosom tersusun atas protein dan RNA. Di dalam sel bakteri Escherichia coli
terkandung 15.000 ribosom, atau kira-kira ¼ masa sel bakteri tersebut. Ini
menunjukkan bahwa ribosom memiliki fungsi yang penting bagi bakteri.
j.
Endospora
Bakteri
ada yang dapat membentuk endospora, pembentukan endospora merupakan cara
bakteri mengatasi kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Endospora tahan
terhadap panas sehingga tidak mati oleh proses memasak biasa. Spora mati di
atas suhu 120 C. jika kondisi telah membaik, endospora dapat tumbuh menjadi
bakteri seperti sedia kala.
Reproduksi bakteri
Bakteri
bereproduksi secara vegetatif dengan membelah diri secara biner. Pada lingkungan
yang baik bakteri dapat membelah diri tiap 20 menit. Pembuahan seksual tidak
dijumpaipada bakteri, tetapi terjadi pemindahan materi genetik dari satu
bakteri ke bakteri lain tanpa menghasilkan zigot. Peristiwa ini disebut proses
paraseksual. Ada tiga proses paraseksual yang telah diketahui, yaitu
transformasi, konjugasi, dan transduksi.
Gambar anatomi dan morfologi bakteri
2.2.3 Virus dan
Nematoda
Virus merupakan salah satu jenis
mikroorganisme parasit. Virus ini mempunyai ciri-ciri tidak dimiliki oleh
organisme lain. Virus hanya dapat berkembang biak di sel-sel hidup lain (sifat
virus parasit obligat) karenanya, vius dapat dibiakkan pada telur ayam yang
berisi embrio hidup. Untuk bereproduksi virus hanya memerlukan asam nukleat
saja. Ciri lainnya, virus tidak dapat bergerak maupun melakukan aktivitas
metabolisme sendiri. Selain itu irus tidak dapat membelah diri. Virus tidak
dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat dikristalkan.
Morfologi virus
1. Virus berukuran aseluler (tidak
mempunyai sel).
2. Virus berukuran amat kecil, jauh
lebih kecil daripada bakteri.
3. Virus hanya memiliki sala satu macam
asam nukleat (RNA atau DNA).
4. Virus umumnya berupa semacam hablur
(kristal) dan bentuknya sangat bervariasi
5. Tubuh virus terdiri atas kepala,
kulit(selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor.
Anatomi
virus
a. Kepala : Kepala virus berisi DNA dan
bagian luarnya diselubungi kapsid.
b. Kapsid
Kapsid adalah selubung yang berupa
protein. Kapsid terdiri atas bagian- bagian yang disebut kapsomer. Kapsid juga
dapat terdiri atas proten-protein monomer identik, yang masing-masing terdiri
dari rantai polipeptida.
c. Isi tubuh
Isi tubuh yang disebut viorin adalah
bahan genetik yakni asam nukleat (DNA atau RNA), contohnya sebagai berikut:
·
Virus yang isi tubuhnya RNA dan bentuknya menyerupai kubus
antara lain, virus radang mulut.
·
Virus yang isi tubuhnya RNA, protein, lipida, dan
polisakarida, contohnya paramixovirus.
·
Virus yag isi tubuhnya tediri atas RNA, protein, dan banyak lipida,
contohnya virus cacar.
d. Ekor
Ekor virus merupakan alat penancap ketubuh
organisme yang diserangnya. Ekor virus terdiri atas tabung bersumbat yang
dilengkapi benang atau serabut.Pada virus dijumpai asam nukleat yang
diselubungi kapsid, disebut nukleokapsid.
Reproduksi virus
Untuk berkembang biak virus
memerlukan tempat atau lingkungan yang hidup. Oleh karena itu, virus
menginfeksi sel bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan untuk bereproduksi.
Ada dua macam cara virus menginfeksi
bakteri, yaitu secara litik an secara lisogeni. Pada infeksi secara litik,
virus akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan reproduksi,
sedangkan pada infeksi secara lisogenik,virus tidak menghancurkan sel bakteri
tetapi virus berintregasi dengan DNA sel bakteri, sehingga jika bakteri
membelah atau berkembang biak virus pun ikut membelah.Pada prinsipnya cara
perkembangbiakan virus pada hewan maupun pada tumbuhan mirip dengan yang
berlangsung pada bakteriofag, yaitu melalui fase adsorpsi, sintesis, dan lisis.
Nematoda
Ø organisme
seperti benang atau cacing kecil
Ø bentuk panjang, bulat
Ø hidup di dalam tanah, air tawar, air
laut
Ø mempunyai stilet à
parasit tanaman
Ø bergerak aktif
Ø transparan
Ø tidak bersegmen (tidak ada batas yang jelas
antara kepala, tubuh, dan ekor)
Peranan nematoda :
- Saprofit , pengurai bahan organik dalam tanah
- Predator, pemakan bakteri, jamur, ganggang, nematoda dan org lain yg lebih kecil
- Parasit, pada manusia, hewan, tanaman
- Vektor, virus penyebab penyakit tanaman
- Saprofit , pengurai bahan organik dalam tanah
- Predator, pemakan bakteri, jamur, ganggang, nematoda dan org lain yg lebih kecil
- Parasit, pada manusia, hewan, tanaman
- Vektor, virus penyebab penyakit tanaman
2.2.4 Media PDA dan
media NA
Mikroorganisme dapat berkembang
biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan
oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan
hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri
dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya.
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan
dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan
untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai
susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.
Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang
hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula.
Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks
yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya. (Volk,
dan Wheeler,1993 . Mikrobiologi Dasar Jilid 1)
Berdasarkan konsistensi atau
kepadatannya, medium dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Medium cair/broth/liquid medium
Contoh :
air pepton, nutrient broth, lactosa
b. Medium setengah padat (semi solid
medium)
Contoh :
sim agar, cary dan brain agar
c. Medium padat (solid medium)
Contoh :
endo agar, PDA, Nutrient agar(NA)
(Ani
Murniati, 2000. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi)
Medium semi solid dan solid
menggunakan bahan pemadat (seperti amilum, gelatin, selulosa dan agar-agar).
Untuk medium padat/solid kita dapat menggunakan agar-agar dengan kadar
1,5%-1,8%, dan pada medium semi solid kadarnya setengah dari medium padat,
sedangkan pada medium cair tidak diperlukan pemadat.
Syarat yang harus
dipenuhi untuk media biakan.
a. Mengandung nurtisi yang di butuhkan oleh mikroorganisme yang berkembang
b. Memiliki kelembaban optimum bagi pertumbha mikroorganisme
c. Mengandung oksigen (kultur bakteri aerob) dan pH sesuai
d. Harus bebas dari mikroba lain dan steril
a. Mengandung nurtisi yang di butuhkan oleh mikroorganisme yang berkembang
b. Memiliki kelembaban optimum bagi pertumbha mikroorganisme
c. Mengandung oksigen (kultur bakteri aerob) dan pH sesuai
d. Harus bebas dari mikroba lain dan steril
Media
yang dibuat pada praktikum mikrobiologi pertanian adalah media PDA dan Na. PDA
adalah merupakan media yang berbahan baku ekstrak kentang, gula dektrosa, dan
agar. Media PDA dapat diganti dengan media PSA (dekstrosa diganti dengan sugar,
gula yang biasa kita konsumsi). Sedangkan Na (Natrium Agar) berbahan baku
ekstrak daging dan pepton, yang termasuk kedalam contoh medium padat.
2.3 Biakan Murni
Tehnik biakan murni, populasi mikroba dialam sekitar kita
besar lagi kompleks.beratus-ratus spesies berbagai mikroba besar menghuni
bermacam-macam tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang luar biasa
besarnya. Dalam tehnik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh
suatu biakan murni tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran
dari luar. Medium untuk membiakan mikroba haruslah steril sebelum digunakan.
Pencemaran (kontaminasi) dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung
banyak mikroorganisme. (Dwidjoseputro, 2005). Tehnik biakan murni untuk suatu
spesies dikenal dengan beberapa cara yaitu
:
1. Cara penggoresan
Cara ini lebih menguntungkan bila
ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan yang
diperoleh dari latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang
terpisah tetapi kelemahandari cara ini adalah bakter-bakteri anareob tidak
dapat tumbuh. (Waluyo, 2008)
Contoh – contoh metode goresan :
a. Goresan T
b. Goresan kuadran
c. Goresan radian
d. Goresan sinambang
2.
Cara penuangan
Metode ini pertama kali dilakukan
oleh Robert Koch (1843-1955). Cara lain untuk memperoleh biakan koloni murni
dari populasi campuran mikroorganisme adalahdengan mengencerkan eksperimen
dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian
dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba didalam eksprimen pada umumnya
tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap
sehingga sekurang-kurangnya satu diantara cawan-cawan tersebut mengandung koloni-koloni
terpisah baik diatas permukaan maupun didalam agar. Metode ini memboroskan
waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi. (Admin, 2008)
3.
Cara pengenceran
Cara ini pertama kali dilakukan oleh
Lister (1865). Lister berhasil memelihara murni streptococcus lactis yang
diisolasi dari susu yang sudah masam. Caranya adalah dengan mengencerkan suatu
suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies kemudian diencerkan dalam
suatu tabung tersendiri. Pengenceran ini kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan
lagi kalau perlu, dari enceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan
lebih lanjut. Langkah selanjutnya adalah pengenceran yang ketiga diatas diambil
0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita dapat memperoleh
beberapa koloni tumbuh dalam medium tersebut tetapi mungkinjuga kita memperoleh
satu koloni saja. (Waluyo, 2008)
4.
Cara penyebaran (agar sebar)
Pengenceran sampel sama seperti pada
cara penuangan dengan memipet sebanyak 0,1 ml cairan dari botol pengencer dan
biakan cairan mengalir keatas permukaan agar. Cairan sample disebarkan dengan
penyebar yang terbuat dari gelkan. Pada tehnik ini steririlasi penyebar
dilakukan dengan mencelupkan kedalam alkohol dan kemudian dipanaskan sehingga
terbakar habis. Penyebar didinginkan dahulu sebelum dugunakan untuk menyebar
cairan sampai pada prmukaan agar lempengan tersebut. (Waluyo, 2008)
2.4
Identifikasi dan Karakteristik Makroskopis dan Mikroskopis
Identifikasi makroskopis pada jamur dan bakteri melingkupi
pengamatan terhadap warna koloni, bentuk permukaan, diameter koloni serta
jumlah koloni, khusus pada jamur pengatan terhadap hifa atau konidia yang
tampak. Pengamatan makroskopis adalah pengamatang secara langsung tanpa
menggunakan alat bantu seperti pada pengamta mikroskopis yang menggunakan
mikroskop untuk melihat struktur jamur atau bakteri secara lebih detail dan
kompleks.
2.5 Pengenceran Berseri
Prosedur
isolasi diawali dengan pengambilan sampel tanah sebanyak 2 gram yang dilarutkan
ke dalam 18 ml air steril kemudian dikocok dengan vortex selama + 20 menit.
Pengenceran dilakukan dengan cara mensuspensikan 1 ml, melarutkan stok dalam 9
ml air steril dan seterusnya sampai pada pengenceran yang diinginkan (untuk
cendawan 10-1 sampai 10-2)untuk actinomycetes 10-3 sampai 10-5, untuk bakteri
10-6 sampai 10-8). Sebanyak 0,5 ml dari setiap konsentrasi, dituang pada cawan
Petri yang berisi media biakan, selanjutnya diratakan. Metode lain yang dapat
dilakukan adalah dengan mengambil suspensi pada konsentrasi yang diinginkan,
kemudian dicampurkan pada media yang masih hangat (45oC), selanjutnya dituang
pada cawan petri.
2.6
Uji gram dan Uji pektinase
Bakteri
dibiakkan di atas media dengan susunan-susunan tertentu. Bakteri juga di uji
kemampuannya untuk menahan zat warna crystal violet, dengan prosedur
yang telah di ciptakan oleh Christian Gram. Jika setelah di cuci bakteri dapat
menahan zat warna tersebut bakteri akan berwarna biru atau encer saat pengujian
disebut gram positif, atau bereaksi
positif terhadap pewarnaan dengan cara gram. Jika tidak berwarna biru, atau
cairan menjadi kental bakteri disebut gram negatif.
Perbedaan
dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding
selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran
sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari
dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang
dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi
peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negatif lapisan
peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).
Sifat
|
Gram
Positif
|
Gram
Negatif
|
Komposisi dinding sel
|
Kandungan lipid rendah
|
Kandungan lipid tinggi
|
Ketahanan terhadap penisilin
|
Lebih sensitif
|
Lebih tahan
|
Penghambatan warna basa
|
Lebih dihambat
|
Kurang dihambat
|
Kebutuhan nutrien
|
Kompleks
|
Relatif sederhana
|
Ketahanan terhadap perlakuan fisik
|
Lebih tahan
|
Kurang tahan
|
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat pelaksanaan
Praktikum
Mikrobiologi Pertanian dilaksanakan setiap hari Rabu pukul 09.30 sampai 11.10
WIB dimulai dari Februari sampai April 2012. Praktikum ini bertempat di
Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Hama Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian
Universitas Andalas, Padang. Dan diakhiri dengan Praktikum Lapangan pada
tanggal 8 April 2012 bertempat di Desa Sungai Kamunyang, Kecamatan Luak
Kabupaten Lima Puluh Kota dan Situjuh Sumatra Barat.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1. Sterilisasi dan Pengenalan Alat-Alat
Laboratorium
Pada
praktikum ini kita menggunakan beberapa bahan dan alat.Adapun bahan yang dapat
digunakan adalah larutan Na3PO4,
larutan HCL, aquadest, larutan fenol 5
%, sedangkanalat yang digunakan adalah alat-alat gelas (tabung reaksi,
petridish, erlen meyer, dan lain-lain). Oven, autoc lave pada tekanan 15 lbs (2
Atm dan temperatur 121), pipet, lampu spiritus, cover glass.
3.2.2. Pengenalan Mikroba dan Pembuatan Media
Pada praktikum pembuatan media PDA
(Potato Dekstrosa Agar) beberapa bahan dan alat yang digunakan antara lain:
aquades 1 L,ekstrak kentang 200 L.dekstrosa 20 gr,agar 15
gr,klorofenikol(antiseptik),gelas piala 1 L,batang pengaduk, kompor
listrik,saringan,botol schott,dan timbangan.
Pada praktikum pembuatan media NA
(Nutrient Agar) beberapa bahan dan alat yang digunakan antara lain:aquades 1
L,Beef ekstrak 3 gr,Agar 5 gr,pepton 5 gr, gelas piala 1 L,batang
pengaduk,kompor listrik,saringan,botol schott,dan timbangan.
3.2.3. Metode Pemancingan (Moist Chamber)
Pada praktikum pemancingan jamur
dari tanah beberapa bahan dan alat yang digunakan antara lain:terung dan wortel
yang sehat,tanah vegetasi tanah sekitar perakaran tanaman) 1 botol,pisau,karet gelang,plastik kaca,botol
aqua gelas 2 buah.
Pada praktikum
moist chamber dari tanaman yang sakit bahan dan alat yang digunakan
antara lain:bagian tanaman yang sakit (cabe),aquades,alkohol,pinset,kertas
saring,dan petridish plastik.
3.2.4. Biakan Murni
Pada praktikum biakan murni bahan
dan alat yang digunakan antara lain:hasil moist chamber,media
PDA,alkoholwrapping,Laminar air flow,lampu bunsen,jarum ose,petridish kaca.
3.2.5. Identifikasi dan Karakterisasi Makroskopis
dan mikroskopis Jamur
Pada praktikum identifikasi dan
karakterisasi makroskopis dan mikroskopis jamjur bahan dan alat yang digunakan
antara lain:aquades,biakan jamur,mikroskop,kaca objek/preparat,cover glass,dan
mikro pipet.
3.2.6. Pengenceran Berseri
Pada praktikum pengenceran berseri
isolasi bakteri pada tanah vegetasi bahan dan alat yang digunakan antara lain:
aquades steril 9 mL ,tanah vegetasi 10
gr, testube 6 buah,dan vortex.
Pada praktikum isolasi bakteri
busuk hitam pada kubis bahan dan alat yang digunakan antara lain: kubis yang
busuk,aquades steril 9 mL,testubube 7 buah, vortex dan .mikro pipet.
3.2.7. Identifikasi
Bakteri
Pada praktikum identifikasi
makroskopis dan mikroskopis bakteri bahan dan alat yang digunakan antara
lain:biakan bakteri dan penggaris.
3.2.8. Uji
Gram dan Uji Pektinase
Pada praktikum uji gram dan uji
pektinase bahan dan lat yang digunakan antara lain: biakan bakteri,KOH 3
%,alkohol,cover glass, kaca objek,dan jarum ose.
3.3.
Cara kerja
3.3.1. Sterilisasi dan Pengenalan Alat-Alat
Laboratorium
Sterilisasi alat-alat laboratorium
terbagi menjadi tiga,yaitu:
1.Sterilisasi Fisik
Sterilisasi fisik dengan cara
pemanasan antara lain mensterilisasi batang L,spatuladan jarum ose yang dibakar
pada bunsen sampai berwarna merah(pemijaran).Benda-benda dari kaca/gelas
seperti testube,erlenmeyer ,gelas piala dengan cara dioven pada suhu 60-180
derajat Celcius(panas kering).Selanjtnya bisa juga dilakukan dengan
disterilisasi dalam autoklaf.Sedangkan sterilisasi fisik dengan cara penyinaran
cukup di sterilisasi dalam laminar air flow.
2.Sterilisasi Mekanik
Sterilisasi mekanik dengan cara
penyaringan atau filtrasi seperti saringan mikroba.
3.Sterilisasi Kimiawi
Sterilisasi kimiawi menggunakan bahan–bahan
kimia seperti alkohol, akuades, natrium hipoklorit seperti sterilisasi pada
benih dan permukaan tanaman.
Pengenalan alat-alat laboratorium
antara lain seperti testube, bunsen, erlenmeyer, rak tabung reaksi,petridish
kaca atau plastik,jarum ose,spatula,gelas ukur.gelas piala,pipet tetes,mikro
pipet,botol schott,mikroskop,timbangan,laminar air flow,autoklaf,laminar air
flow dan lain-lain.
3.3.2. Pengenalan Mikroba dan Pembuatan Media
Pembuatan media PDA(Potato
Dekstrosa Agar) pertama kentang dikupas dan dipotong dadu kemudian ditimbang
sebanyak 200 gr.Kentang direbus dengan 1 L aquades dengan panas 305 derajat
Celcius sambil diaduk-aduk sampai setengah matang.Selanjutnya kentang disaring
kedalam gelas piala.Dimasukkan 20 gr Dekstrosa dan 15 Agar ke dalam saringan
kentang dan diaduk sampai rata.Kemudian dimasak lagi sampai mendidih.Setelah
mendidih dimasukkan dalam botol schott dan dimasukkan antiseptik .Terakhir
disterilisasi dengan autoklaf dengan tekanan 121 derajat Celcius selama 15
menit.
Pembuatan media NA (Nutrient Agar)
pertama aquades 1 L,beef ekstrak 3 gr,Agar 5 gr,dan pepton 5 gr dimasukkan
dalam gelas piala dan diaduk sampai tercampur rata.Selanjutnya diamsak sampai
mendidih.Setelah masak dimasukkan dalam botol schott.Terakhir disterilisasi
dengan autoklaf dengan tekanan 121 derjat Celcius selama 15 menit.
3.3.3. Metode Pemancingan (Moist Chamber)
Pemancingan jamur dari tanah
vegetasi pertama 2 buah aqua gelas diisi setengahnya dengan tanah
vegetasi.Kemudian dipotong bagian ujung dan pangkal wortel dan terung
.Dimasukkan ke dalam gelas aqua dengan ditegakkan diatas tanah vegetasi dalam
gelas.Bagian atas gelas ditutup dengan plastik kaca dan diikat dengan
karet.Selanjtnya diinkubasi selama 2x24 jam.Terkhir diamati pertumbuhan jamur
tersebut.
Moist chamber dari tanaman yang
sakit pertama bagian tanaman yang sakit dipotong dengan ukuran 1x1 cm ,(0,5 cm
bagian tanaman yang sehat dan 0,5 cm bagian tanaman yang sakit) sebanyak 5
potong.Kemudian disterilisai dengan aquades,alkohol,dan aquades selama 1
menit.Selanjutnya dikering anginkan selama 5 menit.Potongan tanaman dimasukkan
dalam peti plastik yang sudah dilapisi kertas saring yang lembab.Terakhir
diinkubasi selama 2x24 jam dan diamati.
3.3.4. Biakan Murni
Biakan murni pertama tangan
praktikan disterilisasi dengan alkohol.Petridish diputar putar pada lampu
bunsen sambil jarum ose dibakar sampai berwarna merah.Buka petridish yang
berisi PDA kemudian jarum ose yang sudah dibakar dicelupkan pada pinggir petri
sebanyak 3 kali.Selanjutnya bagian jamur yang akan dibiakkan diambil dengan
jarum ose dan dimasukkan dalm petridish yang berisi media PD.Kemudian petridish
ditutup dan diwrapping.Terakhir diinkubasi sealam 2x24 jam dan diamati.
3.3.5. Identifikasi dan Karakterisasi Makroskopis
dan mikroskopis Jamur
Pengamatan
makroskopis terdiri dari pengamatan pada jumlah koloni,warna koloni,bentuk
permukaan,bentuk jamur,dan diameter jamur.Pengamatan mikroskopis terdiri dari
pengamatan bentuk konidia,bentuk hifa,warna konidia yang diamati di bawah
mikroskop.
3.3.6. Pengenceran Berseri
Isolasi
bakteri pada tanah vegetasi pertama 10 gr tanah vegetasi dan 9 mL aquades
steril dimasukkan ke dalam testube dan divortex(suspensi A,10-1).Kemudian
1 mL dari suspensi A dimasukkan dalam testube yang berisi 9 mL aquades yang
baru dan divortex(suspensi B,10-2).Dilakukan pengenceran sampai
suspensi D ,10-4 dan divortex setiap melakukan
pengenceran.Selanjutnya 0,1 mL suspensi C dan Suspensi D dimasukkan dalam petridish
yang berisi media NA.Petridish diwrapping dan diinkubasi selama 3x24
jam.Terakhir dilakukan pengamatan.
Isolasi
bakteri busuk hitam ada kubis pertama 1 cm kubis digerus dilumpang porselen
sampai halus kemudian ekstraknya dimasukkan dalam testube yang berisi 9 mL
aquades steril dan divortex(suspensi A,10-1),kemudian suspensi A dipipet 1 mL
dimasukkan kedalam testube baru dan divortex(suspensi B,10-2.Dilakukan
pengenceran dilakukan sampai suspensi F ,10-6 dan divortex setiap
melakukan pengenceran.Selanjutnya ,1 mL dari
suspensi E dan Suspensi F dimasukkan dalam petridish yang berisi medium
NA.Petridish diwrapping dan diinkubasi selama 3x24 jam.Terakhir dilakukan
pengamatan.
3.3.7. Identifikasi
Bakteri
Pengamatan
bakteri secara mikroskopis berupa pengamatan warna koloni,permukaan
koloni,bentuk koloni,dan diameter koloni.
3.3.8. Uji Gram dan Uji Pektinase
1 tetes KOH 3% dimasukkan pada kaca
objek yang sudah disterilkan.Kemudian diambil 1 ose bakteri dan dicampurkan
dengan KOH 3% sampai homogen.Selanjutnya ose diangkat ,diamati apakah ose
lengket atau berlendir ketika diangkat.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1
Media PDA dan NA
|
|
4.1.1 Moist chamber
|
|
4.1.3 Identifikasi Makroskopis dan Mikroskopis Jamur
Karakter Makroskopis Jamur
|
Sampel 1
|
Sampel 2
|
Jumlah warna koloni
|
4 koloni
|
2 koloni
|
Warna koloni
|
Ungu
Abu-abu
kehijauan
Kuning
Putih
|
Putih
Abu abu kehijauan
|
Bentuk Permukaan
|
Koloni kuning halus, sedangkan yang lainnya kasar
|
Putih=kasar
Abu kehijauan= halus
|
Bentuk jamur
|
Kuning irregular, yang lainnya regular
|
Putih=irregular
Abu abu kehijau=regular
|
Diameter jamur
|
Ungu
= 2 cm
Abu kehijauan= 2,75cm
Kuning
= 2,5 cm
Putih
= 4,25 cm
|
Putih
= 5,75 cm
Abu abu kehijauan=3,25
|
Identifikasi Bakteri tanah vegetasi
lumut [10-5]
Makroskopis Bakteri
|
Koloni (1)
|
Koloni (2)
|
Koloni (3)
|
Koloni (4)
|
Warna koloni
|
Bening
|
Bening
|
Putih pucat
|
Bening
|
Permukaan koloni
|
Cekung
|
Cembung
|
Cembung
|
Cembung
|
Bentuk koloni
|
Ireguler
|
Regular
|
Regular
|
Regular
|
Diameter koloni
|
2,4 cm
|
0,7 cm
|
0,3 cm
|
0,5 cm
|
Identifikasi bakteri busuk hitam kubis
[10-5]
Karakter bakteri
|
Sampel (1)
|
Sampel (2)
|
Sampel (3)
|
Sampel (4)
|
Warna
|
kuning
|
putih
|
bening
|
bening
|
Permukaan
|
cembung
|
cembung
|
cembung
|
cembung
|
Bentuk
|
reguler
|
reguler
|
reguler
|
reguler
|
diameter
|
0,4 cm
|
0,7 cm
|
0,5 cm
|
0,1 cm
|
4.2
Pembahasan
4.2.1 Praktium Laboratorium
Pada praktikum pembuatan media
biakan padat, dan bahanya biasanya terbuat dari agar-agar atau NA (Natrium
agar) dan PDA. Media padat yaitu media berbentuk padat yang mengandung agar
1-1,5 %. Sebelum dimasukan ke dalam autoclave, sebaiknya media dibungkus
dibungkus terlebih dahulu dengan Koran
dan almuniunfoil atau plastic untuk mencegah penguapan laruan NA dan PDA saat
di masukan keautoclave. Pada saat pembuatan media ini semua pralatan yang
digunakan haruslah dan dikerjakan secara aseftik. Aseptik adalah dimana keadaan
bebas dari jasad renik yang bersifat phatogen.Phatogen adalah parasit yang
mampu menimbulkan penyakit pada inangnya. (Soenartono Adi somartono, dkk.
1990.hal 15). Media nutrient agar, PDA
atau bahan-bahan untuk pembuatan media biakan bakteri mudah sekali dibiakan
oleh bakteri lain apabila terkontaminasi.Sehingga pengsterilisasian berfungsi
untuk mencegah dan membersihkan peralatan dari mikroorganisme yang tidak
diinginkan atau dibiakan, sedangkan bekerja dengan aseptik bertujuan untuk
menjaga agar tidak terjadinya kontaminasi peralatan dan medium dari
mikroorganisme yang berada di sekitar kita. Pembuatan media padat dengan
agar-agar harus benar-benar aseptik, begitu juga dengan pembuatan media-media
lainnya.
Praktikum berikutnya mengenai
pemancingan jamur dari tanah vegetasi dan busuk pada tanaman. Tanah vegetasi
yang kami ambil adalah tanah disekitar tanaman coklat. Alasan digunakannya
tanah vegetasi adalah untuk mengetehui mikroba apa saja yang terdapat disekitar
tanaman coklat tersebut. Selain dengan tanah vegetasi juga dilakukan dengan pengisolasian
jamur yang ada pada busuk cabe. Sebelum memancing jamur pada busuk cabe
tersebut dilakukan terlebih dahulu sterilisasi permukaan dengan akuades,
alcohol, dan akuades. Sterilisasi ini bertujuan agar mikroba yang tidak
diinginkan tidak tumbuh pada media yang akan digunakan, sehingga nantinya bukan
jamur yang kita inginkan yang akan berkembang.
Kemudian
dilanjutkan dengan biakan murni, dimana setelah dilakukan pemancingan pada
potongan busuk cabe, dipilih satu yang akan dilakukan pembiakan murni. Biakan
murni diperlukan karena semua metode mikroboilogi yang digunakan untuk menelaah
dan mengidentifikasi mikroorganisme termasuk penelaah cirri-ciri cultural,
morfologis, fisiologis maupun serologis memerlukan suatu populasi yang terdiri
dari satu macam mikroorganisme saja.
Ada
beberapa metode untuk memperoleh biakan murni dan suatu biakan campuran dalam
tehnik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memeperoleh suatu biakan
murni tetapi juga bagaimana memlihara serta mencegah pencemaran (kontaminasi)
dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme.
Metode pembuatan biakan murni pada dasarnya mempunyai prinsip yang sama yaitu
mengencerkan mikroorganisme sedemikian sehingga individu spesies dapat
dipisahkan dari lainnya dengan anggapan bahwa setiap koloni yang terpisah
tampak pada cawan petri setelah diinkubasi berasal dari satu sel tunggal saja.
Dari
hasil biakan murni, digunakan 2 sampel dimana satu sampel terdapat 4 koloni dan
satu sampel lainnya terdapat 2 koloni, yang akan dilakkukan pengidentifikasian
karakter makroskopis dan mikroskopisnya.
Selain
melakukan pengisolasian jamur, juga dilakukan pengisolasian bakteri dari tanah
dan busuk kol, pengisolasian bakteri dari tanah dan busuk kol tersebut
dilakukan dengan pengenceran berseri. Pengenceran ini menggunkan ekstrak dari
busuk hitam pada kol dan tanah yang diencerkan sampai 10 -4 untuk tanah
vegetasi dan 10-6 untuk busuk hitam pada kol. Setelah larutan dengan
konsentrasi yang diinginkan, kemudian ditambahkan media NA yang kemudian
divorteks. Namun jangan sampai larutan tersebut menggumpal karena tidak akan
dapat dituangkan pada petri. Tujuan dari vortex adalah untuk menghomogenkan
antara ekstrak cairan tanaman atau tanah dengan cairan NA. Setelah banyak
koloni bakteri tumbuh pada media tahap selanjutnya adalah pengisolasian bakteri
dari satu koloni saja. Sehingga pada media hanya akan terdapat satu tipe
bakteri. Hal ini dilakukan dengan metode gores dengan menggunakan jarum ose
yang dilakukan didekat Bunsen didalam luminar air flow.
Setelah dilakukan biakan murni dengan pengambilan satu
koloni bakteri dan ditumbuhakan pada petri maka praktikum selanjutnya adalah
melakukan pengujian gram untuk menentukan apakah bakteri tersebut gram positif
atau gram negative Pada praktikum ini gelas obyek yang
akan digunakan di aseptis dahulu dengan alkohol 70% agar tidak terdapat
mikroorganisme yang tidak diinginkan saat perlakuan, kemudian bakteri yang akan
dikonfirmasi diambil sebanyak satu ose dan diletakkan pada gelas obyek yang
telah terdapat larutan KOH sebanyak satu jarum ose, konfirmasi dilakukan untuk
memastikan bakteri tersebut gram negatif atau positif. Kemudian campurkan
dengan mengaduknya, kemudian jarum ose diangkat beberapa sentimeter untuk
mengetahui apakah cairan berlendir atau tidak. Jika cairan tersebut berlendir
maka bakteri tersebut merupakan bakteri gram negatif dan jika cairan tersebut
tidak berlendir maka bakteri tersebut bakteri gram positif (Umsl, 2008).
4.2.2 Praktikum Lapangan
Praktikum lapangan mikrobiologi
pertanian yang dilaksanakan pada tanggal 8 April 2012 bertempat di desa
Kamunyang dan Kelompok Maju Tani Daerah Kubu membahas mengenai mikroba rumpun
bambu yang digunakan para petani sebagai mikroba untuk pembuatan pupuk kompos
yang telah disosialisasikan untuk pertanian organic yang telah dibina kepada
petani yang telah diintegrasi.
Adapun proses kerja adalah pertama-
tama disediakan sepotong bamboo dengan disertai penutup, kemudian diisi dengan
nasi matang dengan ½ bagian dibiarkan kosong. Selanjutnya bambu yang telah diisi dengan nasi dibungkus
dengan kertas Koran, diikat serta diletakkan pada rumpun bamboo. Setelah
dibiarkan selama satu minggu, bamboo
tersebut diambil dan ditambahkan dengan gula aren. Satu minggu berikutnya
camputan nasi dan gula aren tersebut dapat digunakan untuk pembuatan kompos.
Satu ton kompos atau satu ton
kotoran sapi cukup hanya menggunakan 5 sendok the campuran mikroba tersebut.Dan
pupuk ini dapat digunakan untuk semua jenis tanaman,khususnya sayur –sayuran.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Praktikum
mikrobiologi pertanian yang telah dilaksanakan telah dilakukan dengan
semaksimal mungkin hingga tercapai tujuan dari masing masing objek pelaksanaan
seperti sterilisasi dan pengenalan mikroba. Sterilisasi dilakukan secara fisik,
mekanik, dan kimiawi. Kemudian pengenalan terhadap mikroba seperti virus, jamur
dan bakteri ciri serta perbedaanya. Metode pemancingan jamur atau moist chamber
yang dilakukan pada tanah vegetasi dan busuk hitam pada cabe. Setelah dilakukan
pengisolasian kemudian dilakukan pembiakan murni pada media PDA, yang kemudian
diidentifikasi secara makroskopis dan mikroskopis. Juga dilakukan pengisolasian
bakteri dari ekstrak tanah dan ekstrak busuk hitam pada kubis yang dilakukan
dengan cara pengenceran berseri dan divorteks dengan mencampurkan pada media
NA. Setelah itu diakhiri dengan pengidentifikasian makroskopis dan mikroskopis
serta uji gram negative atau gram positif pada bakteri tersebut.
5.2 Saran
Adapun
saran untuk pelaksanaan praktikum kedepannya adalah agar praktikan dibekali
dengan buku penuntun sehingga praktikan mempunyai pedoman pelaksanaan yang
tertulis.
DAFTAR
PUSTAKA
Admin.
2008. Sejarah Perkembangan Mikrobiologi. Hhtp.//www.ubb.ac.td/
Sejarah perkembangan mikrobiologi diakses pada
tanggal 25 april 2012 pukul 13.00
Dwidjoseputro.
2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan; Jakarta Fardiaz,S.
1992.
Mikrobiologi Pangan I. Gramedia. Jakarta
Hadiotomo, Ratna Siri., 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek.
Jakarta :
Pt
Gramedia.
Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba
di Laboratorium. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Levine, M. 2000. An Introduction
to Laboratory Technique in Bacteriology. McMillan
Company, New York.
Pelczar, M. J., Chan, E.C.S. 2007. Elements of Microbiology. Mc Graw
Hill Book
Company.
New York.
Syamsuri, Istamar. 2004. BIOLOGI
untuk SMA kelas X. Erlangga, Jakarta.
Umsl. 2008. Staining Bacteria. www.umsl.edu/~microbes/pdf/stainingbacteria.pdf.
Diakses pada tanggal 26 April
2012
Volk &
Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga. Jakarta
Waluyo, L . 2007 . Mikrobiologi Umum . Universitas
Muhammadiyah Malang Press.
Malang
DAFTAR
GAMBAR
Media
PDA
Media NA
Moist
Chamber
Biakan
Murni
Identifikasi
Makroskopis Jamur
Pengenceran
berseri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar